-->

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOTEKNIK

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOTEKNIK


Disusun oleh :

1.      Fivien Fidiyanti                       DKH/1635
2.      Melisa Ekaningrum                 DKH/1652
3.      Dani Atma Sumantri               DKH/1675
4.      Epry Setyawan                        DKH/1677
5.      Marlina Anggraeni                  DKH/1680
6.      Akbar Hardianto                     DKH/1697

                                   
                        Asisten      :  drh. RINA dan RAHMAT S. dan SIGIT ADITAMA

LABORATORIUM ZOOTEKNIK UP2KH
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010

LEMBAR PENGESAHAN


Laporan praktikum zooteknik ini terdiri atas enam judul praktikum,yaitu :
1.      Kebersihan kandang dan ternak
2.      Management kandang ternak
3.      Tafsiran umur dan berat badan
4.      Management susu dan test mastitis
5.      Management Rumput
6.      Restrains dan Casting
Dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Zooteknik Program Study D3 Kesehatan Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Disahkan di Yogyakarta pada tanggal : 3 Desember 2010



                    Asisten                                                                Mahasiswa

                                                                                    Fivien Fidiyanti           (                    )
                                          Melisa Ekaningrum     (                     )
Dani Atma Sumantri   (                     )
            Epry Setyawan            (                     )
            Marlina Anggraeni      (                     )
                   drh.Rina                                                 Akbar Hardianto           (                    )










DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Pendahuluan
       I.            Kebersihan Kandang Dan Ternak
    II.            Management Kandang Ternak
 III.            Tafsiran Umur Dan Berat Badan
 IV.             Management Susu Dan Test Mastitis
    V.            Management Rumput
 VI.            Restrains Dan Casting
VII.            Lampiran :
·         Sumber Pustaka
·         Gambar-Gambar





















PENDAHULUAN

            Praktikum zooteknik merupakan kewajiban semua mahasiswa yang mengambil study Diploma kesehatan hewan di fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada. Praktikum ini merupakan acara yang bertujuan membuktikan teori yang didapat dalam kuliah, agar mahasiswa Diploma ini benar-benar lulus sebagai Ahli Madya yang bagus.
Adapun serangkaian acara yang dilakukan meliputi :
1.      Kebersihan kandang Dan Ternak  
2.      Management Kandang Ternak
3.      Tafsiran Umur Dan Berat Badan
4.      Management Susu dan Test Mastitis
5.      Management Rumput
6.      Restrains Dan Casting
Dari semua praktikum cara-cara untuk meningkatkan hasil produksi memerlukan metode khusus yang harus dilakukan. Metode ini sangat berguna untuk pemeliharaan atau perawatan hawan, baik hewan kecil maupun hewan besar, perawatan hijauan makanan ternak, penanganan produksi ternak, serta perlakuan yang bersangkutan dangan kesehatan ternak itu sendiri.
















KEBERSIHAN KANDANG DAN TERNAK DAN MANAGEMENT KANDANG TERNAK

TUJUAN PRAKTIKUM
“Kebersihan kandang dan ternak dan management kandang ternak” yang akan dibahas kali ini bertujuan untuk :
·         Mengetahui tatacara dan manfaat dalam membersihkan kandang dan ternak
·         Menjaga kondisi kandang dan ternak agar tetap bersih dan sehat
·         Menjaga kesehatan ternak untuk menunjang produktifitas ternak agar dalam kondisi yang stabil
·         Menjaga kualitas air susu pada saat pemerahan agar tidak terkontaminasi oleh bau-bauan dan kotoran
·         Mengetahui dan memehami cara management yang baik
·         Mengetahui syarat-syarat pokok pembuatan kandang yang baiik dan  benar
·         Agar dapat meningkatkan mutu dan produksi ternak yang sehat
·         Agar dapat menempatkan jenis-jenis ternak ketempat yang layak dan tepat
·         Menjaga produktifitas dan kualitas susu agar tetap terjaga dalam kondisi yang bersih
MATERI
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum management kandang :


1.      Metode bangunan
2.      Alat tulis
3.      Selang air dengan ukuran yang panjang
4.      Skop
5.      Sapu lidi
6.      Ember
7.      Sikat


Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum management kandang:
1.      Kandang sapi praktikunm
2.      Kandang pedet
3.      Kandang domba dan kambing
4.      Kandang ayam
METODE
Cara kerja pada saat praktikum :
1.   Mengukur panjang dan lebar kandang kambing menggunakan meteran bangunan.
2.   Mengukur tinggi kandang kambing menggunakan meteran bangunan.
3.   Mengukur tinggi antara tanah dengan lantai kandang pada tipe kandang panggung untuk kambing.
4.   Mengukur tempat makan dan tempat minum pada kandang kambing.
5.   Mengukur celah lantai pada kandang kambing tipe panggung.
6.   Mengukur antara sekat kandang, tinggi panggung.
7.   Melakukan tindakan yang sama pada no.1-5 untuk kandang sapi.
8.   Mengukur tinggi parit,kandang sapi pedet, mengukur panjang, lebar dan tinggi kandang ayam.
DASAR TEORI
 Kebersihan kandang dan ternak dan management kandang ternak sangat perlu diperhatikan dan kita harus menjaganya semaksimal mungkin agar tercipta suasana yang nyaman, bersih, sehat, aman dan trjaga.karena hal tersabut dapat menunjang produktivitas dan kualitas yang baik pada kandang, ternak dan lingkungan itu sendiri.yang perlu diperhatan dalam kebersihan kandang yaitu: meliputi tempat makan, tempat minum, dinding kandang, lantai dan lingkungan sekitar kandang. Dan yang perlu di perhatikan dalam membersihkan ternak yaitu: bagian tubuh antara lain: leher, bahu dan punggung, sekitar ekor dan kelamin, bagian bawah perut dan sekitar ambing, kaki dan teracak.
1. Membersihkan Kandang Dan Lingkungan Sekitar.
          Setiap kandang harus dibersihkan dari kotoran-kotoran ternak (feces dan urine) yang di hasilkan oleh ternak. Jika terdapat banyak air maka pembersihan dilakukan dengan menggunakan air.namun jika air terbatas, kandang cukup dibersihkan dengan menyapu dan mengangkat kotoran yang ada dengan sikat hingga bersih.tidak hanya kandang yang harus di bersihkan tetapi lingkungan juga harus dibersihkan. Lingkungan kandang yang harus dibersihkan seperti semak-semak yang tumbuh liar di sekitar kandang, dll. Jika tidak dibersihkan semak-semak akan menjadi tempat yang nyaman bagi hewan pemangsa seperti ular, bibit penyakit, dll.
2. Memandikan Ternak.
          Ternak sebenarnya tidak pernah membersihkan badannya sendiri sehingga tubuhnya selalu kotor dan akan menimbulkan bermacam-macam bibit penyakit yang dapat menghambat perkembangan ternak itu sendiri.oleh karena itu pumilik harus selalu membersihkan badan ternak, ternak tidak hanya di bersihkan tetapi harus diberi makan dan minum yang bersih juga.ternak sebaiknya di mandikan pada pagi hari saat cuaca cerah sehingga tubuh ternak bias cepat kering terkena sinar matahari pagi.


3. Syarat Pembuatan Kandang Yang Baik
    Pembuatan kandang sebaiknya juga harus diutamakan karena kandang adalah merupakan rumah hewan. Adapun pembuatan kandang yang harus diperhatikan yaitu:    
a.       Adanya ventilasi agar sinar matahari bisa masuk kedalam kandang.
b.      Tempat  lokasi kandang tidak boleh bising dan jauh dari keramaian.
c.       Lokasi kandang harus aman dari hewan-hewan liar.
d.      Tempat pakan, tempat minum, lantai, dinding dan gang harus bersih.
e.       Tersedia air untuk mandi dan minum.
f.       Bahan-bahan yang digunakan harus kokoh, kuat dan tahan lama agar hewan atau ternak yang ada didalamnya bisa aman dan nyaman.
g.      Bentuk dan konstruksi harus disesuaikan dengan hewan atau ternak yang akan dipelihara.
4. Perlengkapan Yang Digunakan Untuk Kebersihan.
          Tempat pakan pada setiap kandang  menempel pada sisi depan atau bisa di tempatkan di dalam ruangan kandang,tidak lupa juga harus ada tempat minum, tempat minum bisa di sediakan pada tempat ember plastik  atau tempat lain yang di taruh di luar kandang, tempat minum menempel pada sisi kandang. Sehingga memudahkan ternak untuk minum.biasanya setiap kandang memiliki selokan yang berfungsi sebagai jalan kotoran sewaktu dilakukan pembersihan.

HASIL PRAKTIKUM
A. Kebersihan Kandang
      a. Tempat pakan
Pembersihan tempat pakan ternak dilakukan dengan cara mengambil sisa-sisa makanan yang tersisa atau yang berserakan dilantai agar tidak membusuk dan menimbulkan penyakit. Kemudian makanan yang masih baik dimasukkan kembali di tempat pakan dan selanjutnya dirapikan kembali agar mudah di ambil oleh ternak
b. Tempat minum
Tempat minum di bersihkan dengan cara menyikat bagian dalam dan luar dari tempat minum tersebut.kemudian air minum di kuras dan diganti dengan yang baru dan kotoran-kotoran yang ada di bersihkan.

c. Dinding
Dinding di bersihkan dengan cara cukup di siram atau di semprot dengn air selang sampai bersih.kalau di perlukan, dinding juga disikat sampai kotoran yang ada hilang.
d. Lantai
Pembersihan lantai dilakukan dengan cara menyiram dan menyemprot lantai dengan air sampai bersih, sambil kotoran yang ada di serok dengan skop sampai bersih. Sebelumnya lantai sudah di bersihkan dari sisa-sisa makanan yang berserakan.
e. Lingkungan
Pembersihan lingkungan sekitar kandang dilakukan dengan cara membersihkan sampah-sampah yang ada atau berserakan di sekitar kandang beserta kotoran-kotoran yang ada sampai bersih.
B. Kebersihan Ternak
a. Leher, bahu dan punggung
Leher, bahu dan punggung di bersihkan dengan cara disaram dengan air, kemudian kotoran yang menempil pada leher, bahu dan punggung disikat sampai bersih secara perlahan-lahan agar tidak merusak bulu dan melukai ternak.
b. Sekitar ekor dan kelamin
Pembersihan pada daerah sekitar ekor dan kelamin dilakukan cukup dengan di semprotkan dengan air selang sambil dibersihkan dangan tangan sampai bersih dan kotoran-kotoran yang melekat sampai hilang. Pada daerah ini tidak perlu dibersihkan dengan memakai sikat karena merupakan daerah yang sangat peka dan mudah terluka.
c. Bagian bawah perut dan sekitar ambing
Pembersihan dilakukan dengan cara disiram air, kemudian dibersihkan dengan tangan untuk menghindari terjadinya luka, sampai kotoran hilang dan bersih.
d. Kaki dan teracak
Dibersihkan dengan cara disemprot dengan air selang sambil disikat sampai bersih. Didalam melakukan pembersihan kaki dan tracak, hendaknya menjaga jarak dan melakukan dari arah samping untuk menghindari sepakan ternak dan dilakukan secara perlahan agar ternak tidak panik dan tetap tenang.
C. Fungsi Kandang
a.       Sebagai rumah hewan
b.      Agar hewan tidak menjadi liar
c.       Agar mudah member makan dan minum hewan
d.      Memudahkan mengawasi ternak, baik kesehatan maupun tingkah laku ternak
e.       Melindungi dari gangguan cuaca
f.       Mengamankan ternak

D. Macam-Macam Kandang
       a. Manurut konstruksinya
a.          Kandang tunggal: terdiri dari satu baris kandang
b.         Kandang ganda : terdiri dari dua baris kandang yang bisa dibedakan (berhadap-hadapan atau berbelakangan).
b. Menurut kegunaannya
a.          Kandang pejantan, lebih luas dan kuat
b.         Kandang sapi betina
c.          Kandang pedet
d.         Kandang beranak
e.          Kandang karantina, guna mengasingkan sapi yang sedang sakit atau baru datang
dari luar.
E. Pengukuran Kandang
a . Kandang kambing
     Panjang keseluruhan : 9 m, Lebar keseluruhan : 7,29 m,
     Tinggi pagar : 1,15 m
Tempat makan              P : 1,20 m        L : 35 cm         T :30 cm
Tempat minum              P : 1,20 m        L : 35 cm         T : 30 cm
Perkotak kandang         P : 3 m             L : 2,80 m        T : 1,15 m (pagar)
Rongga lantai  Lebarnya : 1,5 cm. Tinggi dari lantai keatap : 2,7 m
Lebar gang masuk : 1,55 m. Tinggi dari tanah ke lantai panggung : 75 cm
b . Kandang sapi
Panjang keseluruhan : 14 m, Lebar keseluruhan : 8,21 m,
Tinggi keseluruhan : 2,76 m
Tempat pakan       P   : 78 cm   L   : 75 cm       T   : 50 cm
Tempat minum     P   : 78 cm    L   : 45 cm       T  : 50 cm
Dinding terbuat dari semen dengan ½ dan lantai terbuat dari semen
Tinggi dari lantai keatap : 2,30 m
Lebar pintu/gang masuk : 2,65 m
Tinggi gumbah  :  70 cm
Kedalaman selokan : 25 cm      Lebar : 55 cm
Dari tempat pakan ke selokan panjangnya : 1,93 m


PEMBAHASAN
A. Kebersihan Kandang
a. Tempat pakan
Pembersihan tempat pakan dilakukan dengan cara merapikan makanan yang ada di tempat pakan, mengmbil sisa-sisa makanan yang berserakan di lantai agar tidak busuk dan menimbulkan penyakit. Makanan didalam tempat pakan dirapikan bertujuan untuk memudahkan ternak jika hendak mengmbil makanan, dan agar makanan tidak mudah jatuh atau berceceran di lantai.makanan yang berserakan atau jatuh kelantai diambil atau dibersihkan, bila kondisinya masih baik, maka dimasukkan kedalam tempat pakan dan bila sudah jelek dan kotor, hendaknya dibuang saja. Pembersihan tempat pakan juga sekaligus pembersihan lantai kandang dari sisa-sisa makanan yang berserakan di lantai.
b. Tempat minum
Pembersihan tempat minum dilakukan dengan cara menguras tempat air minum. Tempat air minum bagian dalam dan luar hendaknya disikat, kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan, kemudian air minum diganti dengan yang baru. Kebersihan air maupun tempat air minum ternak haruslah diperhatikan dengan cermat karena mudah tekontaminasi oleh bahan-bahan dari luar seperti : zat-zat kimia pembersih kandang, kotoran ternak, maupun sisa-sisa koteran ternak, agar tidak menimbulkan penyakit bagi ternak.
c. Bagian bawah perut dan sekitar ambing
Pembersihan bagian bawah perut dan sekitar ambing dilakukan dengan cara disemprot dengan air selang sambil dibersihkan dengan tangan. Pembersihan pada bagian ini dilakukan dengan perlahan dan hati-hati karena merupakan daerah yang peka yang dapat menyebabkan hewan terkejut atau panik disamping itu juga pada daerah ini mudah terluka dan terinfeksi oleh penyakit.pembersihan sapi, Terutama pada bagian bawah perut dan sekitar ambing dilakukan dengan rutin terutama ketika hendak melakukan pemerahan, karena air susu bersifat mudah menyerap bau-bauan dan hal ini dapat mempengaruhi kualitas air susu.
d. Kaki dan teracak
Kaki dan teracak disini sangat perlu diperhatikan karena merupakan anggata badan yang langsung menempel atau kontak dengan tanah dan lantai kandang. Pembersihan pada bagian kaki dan teracak dilakukan dengan menyemprotkan air selang sambil disikat agar kotoran yang menempel bisa hilang. Dalam melakukan pembersihan, hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga jarak dengan hewan tersebut untuk menghindari sepakan dari ternak yang dibersihkan tersebut. Pembersihan kuku dan teracak dilakukan dari arah samping sesuai dengan kaki mana yang akan dibersihkan, misalnya membersihkan kaki kanan, maka dilakukan dari arah kanan juga dan dengan hati-hati agar ternak tidak panik dan gusar. Pembersihan kaki dan teracak bertujuan : Untuk menghindari penyakit kuku mengontrol keadaan kaki dan teracak apakah dalam keadaan  normal atau tidak, mengalami penyakit, pincang, kuku tumbuh terlalu panjang dan tebal, dll. Sebab keadaan kaki dan teracak yang tidak normal dapat mempengaruhi bentuk tubuh sapi (kelengkungn punggung) terutama kaki belakang.
B.  Pengukaran Kandang
a. Kandang kambing
Untuk kandang kambing umumnya dibuat panggung dan diberi celah pada lantai agar kotoran dari kambing sendiri bisa langsung jatuh ke tanah. Dinding kandang kambing terbuat dari besi atau dibuat pagar dan juga kandang kambing dibuat perkotak untuk membagi kambing.setiap perkotak berisi 5-8 ekor. Kandang kambing berukuran : Panjang : 9 m, Tinggi : 1,15 m, Lebar : 7,29 m. Tinggi dari tanah kelantai panggung mencapai : 75 cm. Bulu kambung harus selalu dibersihkan karena bulunya bila terkena kotoran mudah lengket sehingga bulu akan tebal oleh kotoran.
b. Kandang sapi
Dari study pustaka yang dilakukan, diperoleh bahwa untuk kandang sapi dengan jumlah sapi 16 ekor diperlukan kandang dengan ukuran :
Panjang : 16 m        Tinggi  : 2,8 m         Lebar  : 6,5 m
dalam hal ini yang perlu diperhatikan bahwa ukuran lahan yang tersedia, data yang diperoleh dari praktikum bahwa ukuran kandang sapi adalah ;
Panjang  : 14 m       Tinggi  : 2,76 m      Lebar  : 8,21 m
Perbedaan disini disebabkan ukuran lahan yang tersedia dan kelengkapan isi kandang, seperti : tempat makan, tempat minum, gang dan sebagainya.
Lantai yang terbuat dari semen dimaksudkan agar lantai bisa padat, agar tidak menyusahkan sapi dalam berpijak sewaktu berada di kandang. Lantai yang terbuat dari semen juga memudahkan dalam pembersihan lantai-lantai kandang, karena lantai tidak menyerap air dan lantai tidak menjadi lembab. Lantai dari semen juga mudah kering karena bisa menyerap panas dengan baik, sehingga sehat untuk ternak. Lantai dari semen juga memiliki kelemahan yaitu mudah ditumbuhi lumut bila kebersihan kurang diperhatikan sehingga dapat membuat ternak tergelincir. Selokan dan gang merupakan bagian dari lantai kandang, selokan dan gang sebaiknya terbuat dari lantai semen. Selain karena lebih sehat juga lebih efisien dalam hal pembersihan dan tahan lebih lama karena bersifat permanen, tidak seperti lantai tanah atau jerami yang mudah rusak. Fungsi gang antara lain : sebagai tempat jalan bagi peternak ketika akan membersihkan kandang dan memeriksa ternak, tempat jalannya sapi ketika akan masuk atau keluar kandang. Selokan juga berfungsi : sebagai saluran kuluarnya air seni maupun kotoran ketika membersihkan kandang.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
v  Pembersihan kandang meliputi pembersihan :
-Tempat makan
-Tempat minum
-Dinding
-Lantai
-Lingkungan sekitar kandang
v  Pembersihan ternak meliputi pembersihan :
-Leher, bahu, dan punggung
-Sekitar ekor dan kelamin
-Bagian bawah perut dan sekitar ambing
-Kaki dan teracak
v  Tujuan pembersihan kandang dan ternak dapat di simpulkan sebagai berikut :
a . Menjaga kesehatan ternak
     Sebab dengan kebersihan kandang dan ternak itu sendiri, maka ternak tidak akan mudah terserang penyakit.
b . Menjaga produksi susu agar tetap setabil
     Karena kesehatan ambing yang dijaga, maka kelenjar susupun akan sehat, sehingga
     produksi susu tetap setabil
c . Menjaga kualitas air susu yang diperah
     Dengan dilakukannya pembersihan kotoran-kotoran yang ada pada tubuh sapi maupun lingkungan kandang, maka air susu ketika pemerahan, tidak mudah terkontaminasi oleh bau-bauan maupun kotoran, sehingga kualitas susu tetap terjaga.
v  Management kandang ternak
Kandang memiliki macam-macam fungsi yang intinya adalah untuk mengamankan ternak dari berbagai gangguan. Tipe kandang juga terdiri atas beragam tipe, hal ini disesuaikan dengn jenis ternak yang akan kita pelihara. Dengan management kandang yang baik, Termasuk syarat-syarat pokok pembuatan kandang yang baik, maka akan dapat meningkatkan kualitas mutu dan produksi ternak.

B. Saran
      Dalam penyusunan makalah atau laporan ini, saya menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sempurnanya laporan ini.


DAFTAR PUSTAKA

·         Murtidjo,Bambang Agus.Beternak Sapi Potong. Kanisius. Jakarta.
·         www.google.com

                                                                































MANAGEMENT RUMPUT

TUJUAN PRAKTIKUM
“Management rumput “ yang akan dibahas kali ini  bertujuan untuk :
·         Membudidayakan sebagai makanan hijauan bagi ternak.
·         Menghasilkan rumput sebagai makanan ternak dengan kandungan gizi yang baik, ekonomis, sehingga meningkatkan produksi dari ternak itu sendiri.
·         Untuk mengetahui tatacara penanaman, pemeliharaan bibit, pemupukan, pengairan, pemanenan, dan penyiangan gulma.
·         Untuk mengetahui bagaimana cara management rumput yang baik.
·         Untuk memasok pakan ternak dalam rangka meningkatkan produksi ternak.
·         Untuk mengetahui langkah-langkah dalam mengelola rumput yang baik.

DASAR TEORI
A. Persiapan Lahan
a)      Lahan yang akan di jadikan lahan tanam harus dibersihkan terlebih dahulu, pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan lain yang tumbuh liar dibabat, di keringkan dan di bakar.
b)      Pohon pohon yang tidak di inginkan di cabut akarnya dan di buang.
c)      Batu-batu yang berserakan di kumpulkan /di singkirkan dari lahan.
d)     Pengukuran lahan dan persiapan pengolahan lahan secara teratur.
B. Pengolahan Lahan
a)      Dilakukan dengan menggunakan alat-alat seperti : tractor, cangkul, sabit, dll.
b)      Setelah tanah di cangkul /di gemburkan, lalu di beri pupuk organic, kemudian diadakan penggarukan agar pupuk bisa bercampur dengan tanah.
c)      Lahan dibuat gundukan, selanjutnya di Tanami rumput dan leguminosa secara selang-seling agar dapat terkombinasi dengan baik.
d)     Jumlah jalur leguminosa 40% dari keseluruhan lahan.
C. Penanaman Hijauan Pakan
a)      Dengan cara vegetative (stek/rizoma).
b)      Dengan genetatif yaitu menggunakan biji.
c)      Waktu tanam yang baik yaitu pada awal musim penghijauan.
d)     Sebaiknya penana tidak dilakukan pada musim kemarau, namun jika ada sumber air yang memadai maka penanaman boleh saja dilakukan.
e)      Untuk penanaman rumput dengan pola stek/rizoma akan bersemi sekitar 10 hari.
f)       Bila penanaman rumput menggunakan sisitem sobekan, sebaiknya daunnya dihilangkan atau tinggal batangnya saja yang di tancapkan dengan ukuran tertentu.
g)      Penanaman rumput dengan biji membutuhkan waktu 25-30 hari.
D. Perawatan Tanaman
a)      Penyiangan
Dilakukan pada usia 1-1,5 bulan untuk meningkatkan perkembangan meskipun tanaman telah menutupi tanah, namun penyiangan terhadap rumput-rumput pengganggu (gulma) harus tetap dilakukan.
b)      Penyulaman
Pada tanaman yang mati, penyulaman harus dilakukan secepatnya, agar tidak kalah bersaing dengan tumbuhan (weeds) lainnya.
c)      Penggemburan tanah
Penggemburan tanah dilakukan dengan alat yaitu luku, cangkul dll. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan fegetatif dari tanaman, agar akar-akar tanaman dapat mengambil zat-zat makanan secara leluasa.
d)     Pemupukan
Dilakukan dengan cara:
1. Pupuk di taburkan di di sekitar tanaman, dilakukan pada musim penghujan.
2. Pupuk di masukkan ke dalam tanah yang telah di lubangi kemudian di tutup
    kembali.
E. Spesies Dari  HMT
a)      Gramineae
Didaerah sub tropi, lambat menjadi tua (nutrisinya lebih tinggi), sedangkan yang tumbuh di daerah tropis akan cepat menua (lebih berserat dan sedikit nutrisinya).
b)      Legumminaceae/Kacang-kacangan
Memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi, dan juga mengandung banyak mineral (ca,f,mg,co,cu). Namun nilai nutrisi turun, seiring bertambahnya umur.
c)      Saccharum
Pupuk daun tebu (saccharum oficinarum) digunakan untuk hijauan pakan ternak, namun kandungan nutrisinya masih di bawah yang lain.
F. Hay / Hijauan Kering
Adalah pakan hijauan yang dilewati secara tradisional dengan cara dikeringkan dengan sinar matahari. Tujuannya membuat Hay adalah untuk persediaan pada waktu kemarau, didaerah yang kurang curah hujannya. Hal ini dilakukan agar tidak tumbuh mikroorganisme pembusuk dan juga munculnya jamu.

G. Konsentrat
Pakan ternak yang berasal dari biji-bijian atau dari hasil sampingan dari produk pertanian misal : Bungkil kacang, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dedak padi, ampas tahu dll. Biasanya kansentrat berprotein tinggi (Sekitar 300-500 gr/kg)

H. Jenis-Jenis Rumput Unggul
a)      Rumput Gajah (Penisetum purpuirum)
b)      Rumput Benggala (Panicum maximum)
c)      Rumput Australia (Paspalum dilatatum)
d)     Rumput Padi (Setaria sphcelata)
e)      Rumput Maxico (Euchcaera maxican)
MATERI
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Management Rumput :


1.      Cangkul
2.      Sabit
3.      Ember
4.      Sendok
5.      Timbangan
6.      Tali tambang


Bahan-bahan yang digunakan :
1.      Pupuk orea kristal
2.      Lahan
3.      Stek rumput raja
METODE
Cara kerja pada saat praktikum managemen rumput :
1.      Mencangkul / membersihkan rumput yang tumbuh liar di saluran irigasi / selokan.
2.      Mengalirkan air yang tersumbat oleh rumput.
3.      Membuat gundukan tanah pada lahan yang datar / miring agar air yang ada di irigasi atau selukan bisa terserap oleh gundukan tanah.
4.      Menebas dengan sabit rumput-rumput yang tebal atau tumbuh dengan liar.
5.      Merapikan lahan dengan cangkul atau sabit.
6.      Membuat lubang dengan cangkul pada gundukan tanah supaya mempermudah penanaman atau penancapan bibit, dan kemudian di timbun kembali secara perlahan.
7.      Penanaman atau penancapan bibit dilakukan dengan susunan berbanjar agar penanaman bibit terlihat rapi.
8.      Dilakukan pemupukan diantara selah-selah atau di tengah-tengah rumput pertama dan kedua serta rumput yang satu dengan yang lain.
9.      Pupuk ditakar pada saat pemupukan, dengan takaran 2 sendok makan untuk rumput yang besar dan 1 sendok makan untuk rumput yang kecil.
HASIL PRAKTIKUM
A. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan jarak tanam berkisar antara :
80cm x 80cm
80cm x 60cm
60cm x 60cm
60cm x 40cm
B. Pemupukan
Pemupukan dilakukan saat tanaman (King grass) berumur 1-2 minggu. Pemupukan dilakukan dengan cara menaruh pupuk pada cangkulan diantara dua rumpun. Pupuk yang bisa di gunakan adalah pupuk orea Kristal dengan takaran 2 sendok makan untuk rumpun yang besar, dan 1 sendok makan untuk rumpun yang kecil.
C. Pengairan
Pengairan dapat dilakukan dengan irigasi, maupun secara tadah hujan. Bila pengairan secara tadah hujan, maka sebaiknya penanaman dilakukan pada saat musim hujan, karena ketika musim hujan akan tersedia banyak air.
D. Persiapan Lahan
Penyiapan lahan  disini merupakan hal yang penting, karena akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas tanaman. Tujuan persiapan lahan antara lain untuk mempersiapkan media tumbuhan yang optimal bagi tanaman, memperlancar infiltrasi air, memperlancar orbsorbsi tanah dan kelembabannya, mengkonservasi tanah, air, dan organik  serta pengendalian gulma.
E. Bibit
Bibit tanaman HMT berbentuk vegetative dan generative. Penyebaran bibit dalam bentuk vegetative berupa stek, sobekan rumpun (pols), sedangkan penyebaran dalam bentuk generative berupa biji. Stek yang diperoleh dari tanaman yang sudah tua memberikan hasil yang lebih baik daripada stek yang berasal dari tanaman yang lebih muda.
F. Pemeliharaan
Bila pertumbuhan stek atau pols tidak merata atau ada yang, maka dapat dilakukan penyulaman setelah tanaman berumur 1-3 minggu. Untuk memperoleh hasil yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat, perlu dilakukan penyiangan terhadap rumput-rumput atau gulma agar tidak mengganggu tanaman induk. Pemotongan rumput pertama dilakukan pada umur 2 bulan dengan tujuan untuk menyeragamkan pertumbuhan dan merangsang tumbuhnya jumlah anakan yang lebih banyak. Selanjuutnya pemotongan dilakukan setiap 60 hari sekali ketika musim hujan, dan 50 hari sekali pada musim kemarau. Tinggi pemotongan dari permukaan tanah 10-15 cm. Pemotongan yang terlalu pendek akan mengurangi pertumbuhan tunas muda. Peremajaan dilakukan saat tanaman berumur 2-3 tahun, bergantung dari kesuburan tanah, iklim dan pertumbuhan tanaman itu sendiri.

PEMBAHASAN
A. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 45x50m penanaman dilakukan dengan mengambil rumpun yang sudah ada atau bagian dari rumpun (pols) atau dapat pula dengan menggunakan stek dari rumput raja yang sudah di potong-potong sepanjang 2 ruas setelah itu ditanam. Penanaman stek dilakukan dangan cara menanam satu bagian ruas stek ke dalam tanah, dan sisanya diatas permukaan tanah. Posisi penanaman secara miring dan berdesakan. Hal ini bertujuan untuk memperkuat perakaran dan mengoptimalkan lahan yang terbatas. Pada saat penanaman dengan stek, hal yang perlu diperhatikan adalah bagian atas dan bagian bawah stek jangan sampai terbalik pada saat melakukan penanaman. Sebagai contoh : ambil luas lahan, lalu ditanami bibit rumput dengan jarak tanam panjang kali lebar tertentu sehingga kebutuhan bibit dapat di hitung untuk tiap hektar.
Dengan percobaan :
Jarak tanam  = 45 x 50m
Luas lahan    = 10.000 m2
Maka diperoleh : Panjang x Lebar dan luas lahan 
                                      45     x    50              10.000 m2
Jadi          = =
= 15,625        



B. Pemupukan
Pemupukan dilakukan saat tanaman berumur 1-2 minggu. Dilakukan diantara dua rumput untuk rumput yang besar di perlukan pupuk 2 sendok makan, dan untuk rumput yang kecil 1 sendok makan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk urea Kristal, karena cukup mengandung unsur N yang diperlukan tanaman dan mudah diserap oleh tanaman. Untuk menghitung pupuk per 1 hektar yang diperlukan, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut : Hitung luas area tanaman yang akan di pupuk, lalu hitung jumlah pupuk yang dipakai untuk pemupukan seluas area tadi. Satu hektar lahan dibagi luas area. Pemupukan tadi kemudian dikalikan dengan jumlah pupuk yang digunakan dalam area tadi.
Dalam pemupukan utama dipakai pupuk daun. Dari hasil penanaman rumput yang sudah mencapai tinggi 20 cm sampai 30 cm perlu pemupukan. Diambil luas rumput tertentu, lalu disiapkan pupuk 10 kg dan dilakukan pemupukan yang efisien. Sisa pupuk ditimbang lagi dengan demikian  dapat dihitung pemakaian pupuk tiap hektar lahan.
Dengan percobaan :
Luas lahan           =  10.000 m2
Jumlah pupuk      = 1
Jadi                      =    kg
C. Pengairan
Pengairan dilakukan dari air yang berasal dari limbah pengairan kandang, air yang mengalir dari selokan mataram, air dari system tadah hujan. Pengairan dapat juga dilakukan dengan irigasi. Bila menggunakan pengairan secara tadah hujan, maka sebaiknya penanaman dilakukan pada saat musim hujan, karena ketika musim hujan akan tersedia banyak air.
D. Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman menjelang berbunga, yaitu saat tanaman berumur 30 hari, karena pada waktu tersebut kandungan protein paling tinggi dan kandungan serat kasar rendah, dengan kata lain gizinya optimal. Pemotongan saat penanaman dilakukan  5 cm dari permukaan tanah, jika putongan terlalau panjang, maka rumput akan tumbuh kecil dan muudah roboh nantinnya. Setelah tumbuh lagi untuk menghitung banyaknya hasil pemananan per-1hk maka dapat dilakukan perhitungan. Setelah mencapai umur, rumput didepan di ambil 3 rumput, masing-masing rumpun di timbang dan di rata-rata dari hasil yang didapat dihitung, hasil panen mendapat  berapa ton setiap hektar lahan hijau.
Dengan percobaan  :
Berat rumput       = 7,4
Lebar lahan          = 10000
Jadi                      =
E. Penyiangan gulma
Penyiangan gulma perlu dilakukan agar memperoleh hasil yang maximal walaupun penanaman dilakukan menggunakan sisitem jejer wayang. Penyiangan gulma tetap harus dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman yang kita pelihara selain itu juga  agar tempat tanaman yang kita pelihara terlihat indah dan bersih.
Cara-cara penyiangan gulma :
§  Mencabuti gulma yang kecil-kecil dengan tangan.
§  Menebas atau memotong gulma dengan menggunakan sabit apabila gulma sulit di jangkau atau banyak.
§  Penyiangan gulma hendaknya berhati-hati agar pada saat penyiangan gulma tidak merusak tanaman disekitarnya.
F. Kualitas dan Kuantitas Rumput-rumputan
Ada beberapa factor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi hijauan antara lain :
1.         Umur  tanaman
Pola pertumbuhan hijauan makanan ternak berupa siqmoid. Meskipun semakin tua umur tanaman, akan menghasilkan produksi bahan kering yang semakin tinggi, tetapi kandungan proteinnya menurun.
2.         Musim
Musim hujan akan mempengaruhi produksi hijauan. Kandungan protein pada hijauan akan meningkat dan pertumbuhannya pun akan baik. Sedangkan pada musim kemarau hal sebaliknya, pembentukan serat kasar akan meningkat.
3.      Pemupukan
        Pemupukan yang terutama mengandung unsur N, akan memberikan
        pengaruh yang baik bagi tanaman, yaitu meningkatkan kandungan protein
        tanaman.

KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hijauan makanan ternak merupakan faktor yang sangat vital dan utama bagi kehidupan dan perkembangan ternak. Oleh sebab itu dalam pemberian pakan, kita harus mempertimbangkan gizi yang terkandung dalam pakan atau rumput tersebut. Maka untuk itu perlu adanya suatu management pakan ternak (Rumput yang baik).
Untuk mendapatkan rumput yang bernilai gizi baik dan jumlah yang optimal, maka diperlukan langkah-langkah pengolahan rumput yang baik pula, agar mendapatkan hasil dengan kondisi kandungan gizi yang baik, ekonomis, sehingga meningkatkan produksi dari ternak itu sendiri. Dengan demikian, maka hambatan dalam pengembangan hijauan makanan ternak, seperti terbatas lahan, jenis tanah, dan iklim, dapat di atasi dengan tujuan akhir adalah peningkatan kualitas dan kuantitas ternak.
B. SARAN
Akhirnya, puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Y.M.E, karena atas berkat dan rahmat serta hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dalam penyajian laporan ini mungkin masih ada kekurangan-kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi.
















                                         DAFTAR PUSTAKA                       

1.      AAk. 1985. Hijauan Makanan Ternak. Kanisius. Jakarta.
2.      Diktat zootekhnik hijauan makanan ternak dari drh.Untoro
3.      www.google.com

























RESTRAIN DAN CASTING
                                         
TUJUAN PRAKTIKUM
“Restrains dan casting” yang akan kita bahas kali ini bertujuan untuk :
  1. dapat mengetahui dan menguasai cara-cara merestrain ataupun mengcasting hewan.
  2. mempraktekkan teori restrain dan casting yang telah diberikan agar lebih mengerti dan trampil.
  3. dapat melakukan restrain dan casting secara benar dan tepat sehingga tidak membahayakan bagi pelaku maupun hewan yang dijadikan obyeknya.
MATERI
Alat dan Bahan :


1.sapi
2.domba/kambing
3.tali untuk keluh
4.tali besar untuk casting
5.penusuk lubang keluh
6.spluit dan jarum suntik


METODE
Cara kerjanya adalah :
  1. menyediakan tali yang akan digunakan.
  2. menyiapkan sapi yang akan dipakai untuk percobaan.
  3. sapi dituntun dengan memegang tali keluh kemudian ditali atau diikat di tiang penyangga.
  4. mengalihkan perhatian sapi untuk mengangkat kaki depan yang akan dilakukan pemeriksaan atau pengobatan.
  5. sapi diikat pada bagian pangkal kakinya untuk mengangkat kaki belakang dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan pengobatan pada kaki sapi dan bila perlu kuku sapi dipotong.
  6. merebahkan sapi dengan cara memasang tali manila pada badannya, perebahan pada sapi dewasa ini memerlukan tenaga orang sebanyak 2 atau 3 dan tarik, arah tarikan mengikuti arah gerak sapi. Setelah sapi jatuh satu orang menindih kepala sapi dan satu lagi menindih bahu sapi dan yang lain menarik tambang agar sapi tidak mudah bangun kembali.
  7. salanjutnya dilakukan pengikatan pada kaki depan dan kaki belakang, kemudian ikatan pada kaki sapi depan dan belakang disatukan agar mempermudah pengobatan, pemeriksaan, dan operasi.
  8. selanjutnya merobohkan sapi pedet yang berumur enam bulan, caranya sama seperti sapi dewasa, tetapi pada sapi pedet tali yang digunakan untuk mengikat badan adalah tali tambang yang agak besar dan panjang.
  9. setelah sapi pedet roboh barulah dilakukan pemasangan tali keluh dengan cara menusuk septum nasi dengan penusuk lubang teluh.
  10. tali dimasukkan bersamaan dengan penusuk secara perlahan dan diikat pada sapi pedet.
  11. setelah tali keluh dipasang tali yang diikat pada keempat kaki pedet dilepaskan secara perlahan kemudian pedet didirikan dan dibawa kembali ke kandang.

DASAR TEORI
Restrain adalah menghalangi gerak/aksi dari hewan sapi sehingga dapat menghindari/mengurangi bahaya untuk dokter hewan, asisten maupun sapi itu sendiri. Bahaya tersebut dapat berupa sepakan, desakan, injakan dari sapi pada waktu sapi akan diperiksa kesehatannya, dilakukan pemeriksaan, pengobatan, dioperasi, dibersihkan, maupun pada waktu akan diperah. Bahaya atau resiko untuk sapinya sendiri dapat berupa luka benturan karena sepakan yang mengenai dinding kandang yang tajam atau keras seperti paku, potongan kayu dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan luka memar atau tergores dan pendarahan sampai patah tulang.
Metode restrain ada bermacam-macam dan sangat tergantung pada cara penanganan yang baik adalah penanganan yang lembut tetapi tegas. Dalam melakukan restrain haruslah tenang, percaya pada kemampuan, tidak ragu-ragu, waspada, dan tidak sembarangan. Sebelum bertindak haruslah merencanakan metodenya serta menyiapkan peralatannya.
Restrain untuk mengalihkan perhatian sapi disini dilakukan tindakan atas perlakuan pada sapi sampai  menimbulkan rasa sakit yang bersifat sementara sehingga perhatian sapi mengarah pada rasa sakit tersebut dan selama itu tindakan pengobatan dan pemeriksaan dapat dilakukan.
Macam-macam restrain:


1.      restrain ekor
2.      restrain hidung
3.      restrain telinga
4.      restrain kaki depan
5.      restrain kaki belakang
6.      restrain kastrasi
7.      restrain dekorning


Casting adalah menguasai hewan dengan cara merebahkan hewan tersebut.
Syarat-syarat melakukan casting adalah:
1.      berhati-hati, jangan sampai melukai sapi.
2.      tempat cukup lapang, rata, empuk, dan jauh dari pepohonan,
tembok, batu/benda lain yang membahayakan. Alas dibuat dari jerami kering/rumput yang kering, usahakan di tempat yang teduh.
3.      tali yang digunakan cukup besar dan panjang kurang lebih 10 m.
4.      sediakan tenaga manusia 4-5 orang, satu untuk mengarahkan
jatuhnya sapi, sedangkan yang lain sebagai penarik tali.
5.      setelah sapi rebah, cepat dikuasai agar tidak berusaha berdiri
kembali.
6.      pada sapi bunting sebaiknya jangan dilakukan.
 
HASIL PRAKTIKUM
A. Restrain Hidung Dan Casting Rebah Dorsal
Pada praktikum yang dilaksanakan, menggunakan sapi yang masih muda, untuk dipasang tali keluh agar menjadi sapi yang mudah dikendalikan. Selain melakukan restrain hidung, kita juga melakukan casting rebah dorsal.
B. Casting Rebah Ventral
Pada praktikum ini dilaksanakan casting rebah ventral sebelah dexter pada sapi, sapi yang akan direbahkan, sebelumnya dipasang dengan tali terlebih dahulu, baru kemudian direbahkan.
C. Perhitungan Pulsus Sapi
Perhitungan pulsus dilakukan dengan memegang pangkal ekor sapi, untuk sapi yang jumlahnya normal yaitu: 64 kali permenit.
D. Pemeriksaan Kesehatan Dengan Memeriksa Mata Dan Mulut Sapi
Pemeriksaan kesehatan dengan memeriksa mata dan mulut sapi, maka sapi yang diperiksa terlihat jernih dan tidak terdapat banyak  meradang, hal ini menenjukkan bahwa mata sapi dalam kondisi yang baik. Pada pemeriksa mulut, mulut dibuka dan diamati bagian dalam mulutnya antara lain gigi, lidah, dan bagian rongga mulut, tidak memperlihatkan adanya kelainan, yang berarti semua Dalam Kondisi Baik.
E. Membuat Tali Leher
      Pada pembuatan tali halter ini bertujuan untuk menali sapi yang belum dikeluh, lingkaran depannya pas pada moncong sapi dan lingkaran belakang atau yang agak lebar dipasang pada leher sapi.


G. Membuat Tali Kendali
Tali dibuat agar mempermudah untuk mengendalikan sapi dan tali kendali dibuat dengan cara : pertama-tama sapi yang akan dipasang tali kendali dipersiapkan. Mempersiapkan tali tambang yang agak besar selanjutnya tali dipasang pada sebagian badan sapi, lalu kedua ujung tali tambang dimasukkan lewat selangkangan pada sapi dan dan 3 dan 4 orang untuk menarik tali belakang dan kurang lebih sekitar 2 orang untuk menarik kaki belakang. Tali belakang ditarik mengikuti arah gerak sapi.
H. Merebahkan Sapi dan Domba
Pada sapi: Sapi direbahkan ke arah dorsal ataupun ventral. Disiapkan tali manilla dan tali tambang kecil terlebih dahulu. Panjang tali manilla kurang lebih 10 meter. Tali tambang kecil untuk penalian pada kaki sapi. Panjang tali tambang kecil kurang lebih 2 meter.
Pada kambing: saat merebahkan kambing, tidak memerlukan tali manilla atau tali tambang karena tubuh kambing lebih kecil, perebahan pada kambing cukup dipegang kedua kakinya dan ditarik secara perlahan dan jangan sampai membuat kambing tersebut cidera.
I. Mengangkat Kaki Depan Dan Belakang Pada Sapi
Pengangkatan kaki pada sapi yang pertama dilakukan adalah pengangkatan pada kaki depan dan baru kemudian pengangkatan pada kaki belakang . pengangkatan kaki belakang dilakukan dengan bantuan tali manilla. Tujuan dilakukan pengangkatan sapi untuk pemeriksaan atau pengobatan. Selain itu juga memudahkan peternak membersihkan kuku sapi yang harus dilakukan secara rutin.

PEMBAHASAN
  1. Restrain Hidung dan Casting Rebah Dorsal
Pada restrain hidung kita melakukan pada sapi yang masih muda untuk pemasangan tali keluh. Hal ini dimaksudkan agar sapi lebih mudah dikendalikan. Sebelum melakukan restrain hidung, kita terlebih dahulu membuat tali untuk menjinakkan sapi tali yang dimaksud di sini juga tali kejahatan. Tali kenur atau tambang kemudian dililitkan di bagian leher kemudian dilewatkan pada bagian ketiak atau axillaries lalu tarik tali ke atas ke bagian thoraco lumbal dan dililitkan, kemudian tarik ke bawah ke bagian axillaries kaki belakang dan dilewatkan diantara ambing. Tali yang tersisa dipegang dan ditarik dari arah belakang ternak. Dalam proses ini diperlukan paling tidak empat orang untuk memudahkannya.

B.  Membuat Tali Kendali.
Tali kendali dibuat pada sapi yang berusia sekitar enam bulan. Pembuatan tali kendali bertujuan untuk mempermudah pengendalian pada sapi. Yang harus dipersiapkan adalah:
·      tali tambang agak besar; dengan panjang ≤10 m
·      tali tambang kecil; dengan panjang ≤ 2 m
·      beberapa orang untuk membantu merebahkannya
·      sapi yang masih muda yang belum dipasang tali kendalinya
setelah persiapan selesai barulah kita memasang tali tambang yang agak besar ke badan sapi tersebut dan kedua ujung tali dimasukkan ke kanan-kiri selangkangan dan kemudian tambang ditarik bagian dan belakang, penarik pada bagian belakang hendaknya mengikuti gerak sapi.
Setelah rebah dorsal/jatuh barulah keempat kaki pada sapi di tali dan selanjutnya pencoblosan/pemasangan tali kendali, pemanjangan pada tali kendali digunakan dua cara: di tusuk hidung sapi dengan bambu runcing di sela satu ujungnya dan tali di gabung/ di jadikan satu bamboo akan di buat menusuk hidung. Cara lain dengan trokat yang di tusukan ke dalam hidung setelah itu tambang baru di masukan secara perlahan.
C. Restrain Ekor
Rastrain ini biasanya di gunakan oleh para pekerja kandang, asisten, dokter hewan, yang memerlukan pengalihan perhatian karena merasa sakit pada tulang/ekornya. Tindakan ini pada saat melakkan pengobatan, suntikan intramuskuler, yang mengangkat. Ekor sapi harus berdiri sendiri sekitar di belakang sapi untuk menghindari sepakan sapi.
D. Rastrain Mencegah Sepakan
Rastrain ini menggunakan alat yang di sebut dengan happles. Cara ini banyak di sukai karena dangan cepat memakainya dan cepat melepaskan juga efektif dalam melindungi bahaya sepakan.
E. Mengangkat Salah Satu Kaki Depan
   Hal ini mengakibatkan seperti berdiri dangan tiga kaki. Kalau di butuhkan waktu yang lama untuk memeriksa/pengobatan maka harus menggunakan tali, yang di ikatkan pada pastum, bagian kaki di atas kuku, untuk mempermudah sapi di dorong sapi dari samping dan saat itu sapi di tarik maka kaki belakang di angkat.
F. Mengangkat Kaki Belakang.
Di gunakan untuk pngobatan, pemeriksaan kuku. Pekerjaan mengangkat harus memmpunyai keberanian yang cukup kuat dan tidak ragu-ragu, caranya badan menghadap ke belakang badan sapi, lengan kita menempel paha sapi sebelah kiri, tangan kiri memegang posterior kaki kiri sapi kaki di dorong dengan kuat oleh badan kita ke samping dan pada saat sapi itu goyah kaki sederet diangkat dan diletakan pada paha kita kemudian telapak kaki di bersihkan dan selanjutnya di lakukan pemerikasaan dan pengobatan.
G. Restrain untuk Kambing Dan Domba
Untuk merestrain kambing atau domba di lakukan dengan cara merestrain kakinya pada tendo acilesh. Apabila pada tendo acilesh  di penggang maka tendo tersebut tidak berkontraksi. Jangan menekan domba pada persendihan atau palang. Usahakan kaki yang terangkat adalah kaki bagian belakang. Setelah tertangkap kakinya kita berada di samping kanan kambing.
H. Casting Pada Domba Dan Kambing
a.       pegang tali dengan domba dan tubuh kita berada disisi domba.
b.      kemudian pegang kaki dengan tangan kanan sedang tangan kiri memegang leher atau kepalanya. Dorong kepala perlahan-lahan kearah samping.
c.       tangan kanan pindah ke kaki belakang yang satunya dan kaki kiri pindah posisi memegang kaki depan sebelah dexter dari bagian dalam dan tarik kaki belakang kearah kita maka domba akan roboh kearah dexter.
d.      setelah ambruk, kita maju selangkah usahakan jangan lepaskan pegangan pada kambing atau domba.
I. Cara Rebah Tengah Pada Sapi.
a.       casting pada sapi diawali dengan mengikat tali dengan diameter ± 20m yang di lewatkan dari leher sapai tubuh sapi terus ke belakang.
b.      Restrain ini tidak perlu menekan atau berlebihan pada daerah thorax sehingga tidak mengganggu hati dan paru-paru.
c.       Restrain tidak merusak alat genital dan glandula mamae.
d.      kemudian seseorang menarik tali itu dari depan sedangkan yang lain menarik tali yang berada di belakang kearah belakang dan tarik dengan kuat sampai sapi ambruk.
e.       pengikat sapi yang telah dirobohkan dimasukkan, agar posisi sapi tidak berubah sehingga memudahkan dalam penanganan.
J. Cara Roboh Samping Pada Sapi
  1. casting pada sapi diawali dengan mengikat leher sapi dengan tali yang dililitkan ke tubuh sampai ke belakang (dengan ikat leher).
  2. usahakan tali tidak merusak organ genital dan glandula mamae.
  3. seseorang menarik tali dari depan sedangkan yang lain menarik dari belakang sampai sapi ambruk (seperti roroh tengah).
  4. setelah sapi ambruk tengah dorong sapi ke arah dexter.
  5. jangan lepaskan pegangan agar sapi tidak berdiri lagi.
  6. setelah itu kedua kaki diikat dengan tali baik kaki depan maupun kaki bagian belakang untuk mempermudah penanganan.































DAFTAR PUSTAKA

  • Diktat zootekhnik restrain dan casting dari drh.Yuriadi
  • www.google.com































TAFSIRAN UMUR DAN BERAT BADAN

A . TUJUAN PRAKTIKUM
  • Untuk mengetahui umur ternak dengan tafsiran
  • Untuk mengetahui berat badan ternak tanpa menggunakan alat bantu
  • Untuk pemeliharaan ternak yang baik

B. METODE
Alat dan bahan yang digunakan:
  • Sapi
  • Kambing/domba
  • Tali
  • Mistar/meteran

C. DASAR TEORI
1. Tafsiran umur
a.    Melihat dari akta kelahiran
Cara ini merupakan yang paling akurat dan diyakini kebenaranya karena umurnya sudah jelas tanggal lahirnya.
b.   Banyaknya keausan gigi
banyaknya keausan gigi merupakan pertanda bahwa hewan ternak itu semakin tua.
c.    Pergantian bulu
Pergantian bulu terjadi apabila masih muda dan masih dewasa.
d.   Kekeringan tali pusar
Semakin kering tali pusar pertanda bahwa hewan tersebut semakin tua.
e.    Dengan melihat cincin lingkar tanduk
Tafsiran dengan metode lingkaran tanduk hanya dapat digunakan pada sapi dewasa, maka perlu dilengkapi dengan tafsiran metode gigi sapi. Prinsip dalam menafsir umur dengan melihat cincin tanduk :
·      pada sapi betina : normalnya sapi betina beranak 1 tahun sekali, sehingga kita dapat menafsir umur dengan menghitung jumlah lingkar tanduk ditambah 4 tahun.
·      pada sapi jantan dapat dihitung jumlah lingkar tanduk ditambah 5 tahun.


2. Tafsiran Berat Badan
  Berat badan dapat dihitung berdasarkan panjang dan lingkar dada
·         Lingkar dada dihitung melingkari dada pada sternum 3-4 dibelakang siku kaki depan.
·         Panjang badan dihitung dari scapula sampai coxae.
·         Rumus Schifer berat badan (W) adalah
W =      W        : berat badan (Kg)
G         : lingkaran dada (inchi)
L          : panjang badan (inchi)
·         Rumus Lambaurne berat badan (W) adalah
W =    W        : berat badan (Kg)
G         : lingkar dada (inchi)
L          : panjang badan (inchi)
·         Rumus Schoorl berat badan adalah
W =
W        : Berat badan
L          : panjang badan

D. HASIL PRAKTIKUM
Penafsiran Umur Pada Sapi
-          Mengukur lingkaran dada dan panjang badan serta menafsirkan beratnya  menggunakan rumus :
·         Schifer
·         Lambaurne
·         Schoorl
-   Menafsirkan komposisi gigi dan tafsiranya
A.    Penafsiran umur pada sapi
Gigi
Kami memeriksa gigi pada pedet, giginya berjumlah empat pasang. Maka, perkiraan kami umur pedet tersebut kurang dari satu tahun. Lalu kami melanjutkan pemeriksaan gigi pada kambing
Jumlah gigi kecil      : 1
Jumlah gigi sedang   : 2
Jumlah gigi besar      : 2
Perkiraan umur kambing tersebut adalah 1-1,5 tahun
B.     Penafsiran berat badan pada sapi
Berat badanya adalah
                                                                    i.      Metode Schifer
Sapi muda W= =
Sapi besar  W= =
Sapi yang ganas W= =
                                                                  ii.      Metode Lambourne
Sapi muda W =  =
Sapi besar W =  =
Sapi yang ganas W =  =
                                                                iii.      Metode Schoorl
Sapi muda W =  =
Sapi besar W =  =
Sapi yang ganas W =  =

E. PEMBAHASAN
            Penafsiran Umur Gigi
Jika kita tidak mempunyai catatan kelahiran, maka catatnan akurat lainya adalah dengan melihat perubahan pertumbuhan gigi, hal ini bisa demikian karena pertumbuhan dan pergantian gigi umumnya teratur.
Menurut peertubuhanya gigi dibedakan menjadi :
·         Gigi sulung (gigi sisa) : gigi yang tumbuh pada saat usia masih muda dan gigi mulai mengalami pergantian.
·         Gigi tetap : gigi ini merupakan pengganti dari gigi susu, dan gigi ini tidak akan mengalami pergantian lagi.
Menurut letak dan fungsinya gigi dapat dibedakan :
·         Gigi seri (dens incisivus) : untuk menggigit dan mengerat.
·         Gigi taring (caninus) : berguna untuk memotong atau mengoyak serta menyobek.
·         Gigi geraham (premolar) : untuk mengunyah dan melumat serta menggilas.
·         Gigi geraham (molar) : untuk mengunyah dan melumat serta menggilas.
Karena dalam praktikum yang ditaksir umurnya adalah sapi dan kambing, maka yang akan dibahas adalah gigi kambing.
Dexter                                                 Sinister
M         P          C         I                       I           C         P          M
3          3          0          0                      0          0          3          3
 

3          3          0          4                      4          0          3          3
Pada usia satu bulan anak kambing yang baru lahir mempunyai dua buah gigi seri dan pada usia tersebut semua gigi seri tengah telah lengkap. Pergantian gigi susu menjadi tetap pada gigi inchisivus
            Pergantian 11 : 1, 25 tahun
            Pergantian 12 : 1, 25 tahun

F. KESIMPULAN

Dari uraian dan hasil praktikum tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa, penentuan tafsiran umur dan berat badan merupakan sesuatu yang mudah apabila kita tahu rumus dan cara-caranya, sehingga dalam beternak hewan tidak merugi.
G. SARAN
Akhirnya, puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Y.M.E, karena atas berkat dan rahmat serta hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dalam penyajian laporan ini mungkin masih ada kekurangan-kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi.




DAFTAR PUSTAKA

  • Murtidjo,Bambang Agus.Beternak Sapi Potong.Kanisius.Jakarta
  • Diktat zootekhnik tafsiran umur dari keadaan gigi dari drh.Untoro
  • www.google.com
































PEMERAHAN SUSU DAN TEST MASTITIS


A.  TUJUAN PRAKTIKUM
  • Untuk mengetahui cara-cara pemerahan susu yang baik
  • Untuk mempelajari cara-cara mengetahui kandungan penyakit yang ada didalam air susu, seperti mastitis

C.    METODE
            Bahan :
  • Sapi perah
  • Susu sapi
       Alat :


  • Ember penampung susu
  • Sikat, sabun, air dan selang untuk membersihkan sapi
  • Minyak kelapa
  • Gelas ukur
  • CMT (california mastitis test)
  • Alkhohol
  • Cawan dasar hitam
  • Kain lap



D.    HASIL PRAKTIKUM
            Menejemen Susu
  1. Memandikan dan mencuci ambing sampai bersih dengan sabun
  2. Bersihkan ambing dengan kain lap
  3. Ikat ekor sapi
  4. Tangan pemerah dicuci dan diberi pelicin ( minyak kelapa )
  5. Letakan ember dibawah puting susu dan diantara kedua paha
  6. Mulai memerah filsir pangkal puting dengan melingkar jari telunjuk berpangkal puting dan tekan sampai keras
  7. Buang pancaran pertama dan kedua, perhatikan !
  8. Tuntaskan pemerahan dengan menyurut ambing 2-3 kali
  9. Celupkan ujung ambing kedalam cairan antiseptik
  10. Saring air susu dengan kain saring yang bersih, takar dan catatlah produksi susu tiap ekor sapi perah
  11. Jumlah produksi susu sehari untuk satu ekor sapi

Test Mastitis
  1. Dengan cawan dasar hitam
Hasil pemerahan yang pertama dan kedua diletakan kedalam cawan, kemudian diamati. Bila terdapat jendalan atau susu berwarna merah, maka kemungkinan sapi terkena mastitis. Susu perahan ini sebaiknya dibuang.

  1. Dengan alkhohol
Dengan pengujian sama dengan pengujian cawan dengan A untuk puting kiri depan, B puting kiri belakang, C puting kanan depan, D puting kanan belakang. Kemudian ditambahkan alkhohol kedalam susu dan susu diamati. Bila terjadi penjendalan kemungkinan sapi terkena mastitis.
  1. Dengan CMT (california mastitis test)
Cara pengujian ini sama dengan pengujian alkhohol, jendalan yang terbentuk bila susu terkena mastitis berwarna merah.

D. PEMBAHASAN
  1. Menejemen Susu
a.       Persiapan
Sapi yang hendak diperah harus dalam keadaan tenang, untuk itu sebaiknya diberi makan terlebih dahulu dan dicegah kedaan gaduh disekitarnya. Persiapan dapat pula dilakukan dengan mengikat sapi lebih ketat agar sapi diam ketika sedang diperah. Bagi pemerah, hendaklah membersihkan tangan terlebih dahulu sampai bersih dan mempersiapkan alat-alat untuk memerah, seperti ember, minyak kelapa dan lain-lain.
b.      Pembersihan
Pembersihan meliputi pembersiahan sapi dan sekitar kandang, ketika akan dilakukan pemerahan tempat sapi harus bersih. Sebab air susu mudah menyerap bau-bauan yang dapat menurunkan kualitas air susu. Pembersiah sapi dilakukan dengan memandikan sapi atau membersihkan bagian ekor, ambing, perut, dan bagian kaki belakang sapi.
c.       Pemerahan
Sebelum melakukan pemerahan, sebaiknya ekor sapi diikat untuk menghindari masuknya kotoran saat sapi mengibaskan ekornya. Olesi puting dan tangan dengan minyak kelapa untuk menghindari luka pada puting saat pemerahan. Memulai pemerahan fiksir pangkal puting dengan melingkarkan jari telunjuk berpangkal puting dan tekan sampai kertas atau tempat tersebut diantara ujung ibu jari yangdilipat dengan jari telunjuk, tekanlah bagian bawah puting dengan tiga jari lainya bebas, maka susu akan memancar, lakukan test mastitis pada pancaran pertama, kedua pada susu perahan tersebut, arahkan pancaran selanjutnya keember susu. Setelah selesai memerah, celupkan puting kedalam cairan antiseptik, alkhohol 70% untuk mencegah penyakit seperti mastitis.
d.      Penakaran
Setelah susu selesai diperah, masukan kedalam kaleng susu dengan disaring memakai kain saring yang menggunakan gelas ukur per liter. Catatlah produksi susu sehari untuk tiap ekor sapi agar diketahui produktifitas sapi tersebut.
e.       Pengemasan
Pengemasan susu dilakukan dengan menggunakan plastik, diikat dan dieratkan. Susu segar yang bersi dapat bertahan pada suhu kamar selama 12 jam setelah dikemas.

  1. Test Mastitis
Air susu dapat dikonsumsi secara teratur langsung ataupun dilakukan proses pasturisasi terlebih dahulu. Pengujian air susu segar ditinjau dari :
·         Segi fisik, warna, bau, dan rasa
·         Segi kimiawai asam dan basa
·         Segi microbialis, dengan uji matilen blue
Susu yang berkualitas adalah susu yang memenuhi syarat pengujian mutu diatas, yaitu berwarna putih, tidak terlalu kental atau tidak terlalu encer, bau tidak anyer atau basi, rasa agak hambar yaitu tidak asam maupun pahit, tidak mengandung bibit penyakit yang berbahaya, tidak berbau dan sebagainya.
Test mastitis dilakukan dengan menggunakan alkhohol atau CMT. Air susu pancaran pertama dan kedua ditampung dalam cawan, lalu ditetesi alkhohol atau CMT pada ambing, bila terjadi penjendalan ada kemungkinan :
·         Sapi mengalami infeksi pada ambing
·         Sapi kekurangan makanan
·         Kadar Ca susu berlebihan
Macam-macam mastitis :
1.      Mastitis cronis
·         sering menyerang sapi yang lebih tua
·         dari luar tidak kelihatan kalau sapi terserang penyakit mastitis
2.      Mastitis akud
Pengobatan pada penyakit mastitis :
1.      mastitis akud
Suntikan procanpinicilitin pada hiyoroftroptynonya 200 ml berat badan tiap hari.
2.      Sulfanitrazing 120 mg per berat badan (melalui mulut) dilanjutkan dengan 60 mg oxytetracidinx mastiti oement
             Pencegahan mastitis dilakukan dengan cara :
1.      Menjaga kebersihan kandang ternak dan peralatan kandang
2.      mencuci tangan sampai bersih ketika akan memerah dan diolesi minyak untuk mencegah luka pada ambing
3.      pemerah tidak memakai cincin saat memerah
4.      sapi dalam keadaan sehat tenang
5.      kuku pemerah harus pendek, agar tidak melukai ambing saat memerah
6.      sapi diberi makan yang cukup agar kesehatanya baik sehingga tidak mudah terserang penyakit

E. KESIMPULAN
        Pemerahan yang baik dan benar perlu dipelajari karena dengan pemerahan yang baik dan benar akan meningkatkan jumlah susu yang diperoleh. Juga akan menghasilkan susu yang lebih banyak dan segar kerana didukung dengan test mastitis pada susu yang dihasilkan.
F. Saran
Akhirnya, puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Y.M.E, karena atas berkat dan rahmat serta hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dalam penyajian laporan ini mungkin masih ada kekurangan-kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi.











DAFTAR PUSTAKA

































Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel